Kesenianrebana di Indonesia mendapat pengaruh dari berbagai aspek, salah satunya adalah kebudayaan daerah. Terdapat berbagai macam jenis alat musik rebana dengan nama, manfaat dan penggunaan yang berbeda-beda dari ukuran terkecil hingga ukuran besar seperti ketimpring, hadroh, kasidah, maukhid dan biang. 1. Rebana Ketimpring - Indonesia dikenal memiliki beragam kebudayaan dari Sabang sampai Merauke. Sama seperti daerah lainnya, Aceh yang dikenal sebagai rumah dari berbagai suku tentu memiliki kebudayaan khasnya. Hal tersebut dapat dilihat dari alat musik tradisional Aceh yang sering dijumpai dalam perayaan besar maupun untuk menyambut tamu yang datang. Berikut tujuh alat musik tradisional Aceh Serune Kalee Serune kale merupakan alat musik tiup yang berbentuk seperti seruling dan klarinet. Surya Rahman dalam modul berjudul Teknik Instrumen Tiup 2019 menyebutkan nama serune kale berasal dari serune yang berarti alat musik tradisional Aceh dan kale yang merujuk pada daerah Kale di kabupaten Aceh Besar. Serune kalee dimainkan dalam berbagai upacara adat dan perhelatan kebudayaan Aceh. Alat musik Geundrang AcehGeundrang Dilansir dari Warisan Budaya Takbenda Indonesia, geundrang merupakan alat musik bagian dari perangkat musik Serune Kalee dan dimainkan dengan cara dipukul dengan tangan ataupun kayu. Baca juga Daftar Alat Musik Tradisional di Indonesia Geundrang berbentuk seperti gendang yang terbuat dari kayu dan kulit kambing yang diikat dengan rotan. Canang Canang adalah alat musik tradisional aceh berbentuk gong kecil yang dibuat dari kuningan atau perunggu. Jalil Irfandi dkk dalam jurnal berjudul Mecanang Gung Pada Pesta Pernikahan Suku Kluet Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan 2016, menyebutkan canang merupakan gong medium yang nadanya tidak terlampau rendah sehingga memiliki bunyi yang melengking. Serupa dengan gong lainnya, cara memainkan canang adalah dengan dipukul. Canang dalam budaya Aceh digunakan sebagai hiburan oleh perempuan yang sedang berkumpul, acara pernikahan, juga dalam mengiringi tarian tradisional Aceh. Arbab Arbab adalah alat musik tradisional Aceh yang memiliki bentuk mirip dengan biola. Arbab terbuat dari tempurung kelapa, bambu, kulit kambing, dan dawai yang terbuat dari benang hori. Sementara alat geseknya terbuat dari bulu ekor kuda ataupun ijuk pohon enau yang Alat musik Bangsi Alas, tradisional Aceh Bangsi Alas Bangsi Alas atau bensi merupakan alat musik tiup tradisional Aceh yang terbuat dari bambu dan dimainkan dengan bentuk yang mirip dengan seruling. Bensi dibuat dengan dari bambu pilihan agar dapat menghasilkan nada yang bagus. Baca juga Alat Musik Daerah Bengkulu Beberapa buah bamboo akan dihanyutkan secara bersamaanke sungai, bamboo yang paling pertama hanyutlah yang akan dipilih untuk membuat Bengsi Alas. Pembuatan Bangsi Alas bersifat lama dan magis karena bergantung pada orang yang meninggal. Dilansir dari Ensiklopedi Musik dan Tari Daerah Propinsi Daerah Istimewa Aceh 1986 jika ada satu orang yang meninggal dikampung, maka akan dibuat satu lubang pada bengsi dan jika ada dua yang meninggal maka akan dibuat dua lubang. Sehingga untuk membuat Bengsi Alas dengan 6 lubang, harus menunggu 6 orang meninggal di kampung tersebut. Rapai Rapai adalah alat musik tabuh tradisional Aceh yang bentuknya menyerupai rebana. Rapai memiliki beragam ukuran dan juga nada suara yang dihasilkan bergantung pada bentuk dan besarnya rapai. Rapai terbuat dari kayu dan kulit kambing atau kulit sapi. Celempong Celempong adalah alat musik pukul tradisional yang dibuat dari potongan balok kayu panjang. lima hingga tujuh buah balok kayu disusun diatas kaki yang berselonjor dari paha hingga pergelangan kaki sehingga saat dipukul akan menghasilkan nada yang berbeda-beda. Calempong juga ada yang berbentuk seperti kumpulan gong kecil yang disusun seperti gamelan. Baca juga Akordeon, Alat Musik Daerah Sumatera Selatan Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

AlatMusik Tradisional Dari Daerah Aceh Oleh admin Diposting pada 20 Mei 2021 Alat Musik Aceh Alat Musik Aceh - Bangsa Indonesia ialah bangsa yang kaya akan budaya, terutama seni, yang tentunya memiliki []

Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda- beda. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, musikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan dimana tinggal. Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi diramaikan dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah Bantal-tepok di tangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara serempak ke atas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tangannya, maka terjadilah suatu permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Didong ini. Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya hanya terletak pada penggunaan properti. Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan- perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyi-tari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut 1. Sebuah gambang kayu. 2. Sebuah rebab. 3. Sebuah suling. 4. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek. 5. Gendang. Sesuai dengan syair-syair nyanyian pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, hingga zaman pendudukan militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam interval-interval frase melodi yang agak panjang, dimana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisi secara paralel kekosongan itu, maka sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung dengan tendensi syair, yakni Si Nona disayang, atau Si Babah disayang. Sebenarnya kata Babah, adalah kata Arab, yang artinya Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang. Materi Musik Tradisional Lainnya Cara Berlatih Bermain Angklung Mengenal Jenis-jenis Musik Angklung Contoh Alat Musik Tradisional Talempong Bentuk Pencon dan Cara Memainkannya Contoh Alat Musik Tradisional Kentongan dan Cara Memainkannya Teknik Memainkan Alat Musik Tradisional Jenis Musik Tradisi Indonesia Teknik dan Gaya Bernyanyi dalam Musik Tradisi Kedudukan dan Fungsi Musik dalam Tradisi Masyarakat Indonesia

Akibatnya musik daerah kurang populer di berbagai wilayah kepulauan. Musik Nusantara Daerah Aceh • Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga "Serambi Mekah" sehingga tidak mengherankan jika musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi

Alat Musik Tradisional Aceh Provinsi NAD memiliki beberapa alat musik tradisional. Alat musik tradisional tersebut antara lain serune kalee, gendang geundrang, canang, dan rapai. 1. SERUNE KALEE Serune kalee adalah instrumen tiup tradisional sejenis klarinet. Alat musik ini terdapat di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Alat ini terbuat dari kayu. Bagian pangkalnya kecil sementara di bagian ujungnya besar menyerupai corong. Di bagian pangkal terdapat piringan penahan bibir peniup yang terbuat dari kuningan yang disebut perise. Serune ini mempunyai tujuh lubang nada. Selain itu, terdapat lapis kuningan dan sepuluh ikatan dari tembaga yang disebut klah ring. Fungsinya sebagai pengamanan dari kemungkinan retak atau pecah badan seru ne tersebut. Alat musik ini biasanya digunakan bersama gendang dan rapai baik dalam upacara-upacara maupun dalam mengiringi tarian-tarian tradisional. 2. GENDANG Geundrang Gendang Geundrang terdapat hampir di seluruh Provinsi NAD. Gendang ini terbuat dari kayu nangka, kulit kambing, dan rotan. Pembuatan gendang dengan, melubangi kayu nangka yang berbentuk silinder sedemikian rupa sehingga badan gendang menyerupai bambam. Pada permukaan lingkarannya kiri-kanan dipasangi kulit kambing. Sebelumnya, telah dibuatkan ringnya dari rotan dengan ukuran persis seperti ukuran lingkaran gendangnya. Untuk mengencangkan permukaan kulit geundrang diberi tali yang saling menghubungkan antara kulit gendang bagian kanan dan kulit gendang bagian kiri dengan tali yang terbuat dari kulit. Sebagai pemukul gendang digunakan kayu yang dibuat khusus dengan bentuk ujung pemukul yang dibengkokkan. 3. CANANG Canang termasuk salah satu alat musik pukul tradisional Aceh yang terdapat pada kelompok masyarakat di daerah Gayo, Alas, dan Tamiang. Masyarakat Aceh menyebut alat musik ini dengan sebutan "Canang Trieng", Masyarakat Aceh Gayo menyebutnya dengan sebutan "Teganing" Masyarakat Aceh Alas menyebutnya dengan "Kecapi Olah", sedangkan Tamiang menyebutnya dengan "Kecapi". Alat musik ini terbuat dari logam perunggu atau kuningan dengan bentuk mirip gong berukuran kecil yang diberi lubang pada bagian samping sebagai lobang tali yang diikatkan pada kayu. Papan kayu yang dibuat sebagai penyangga alat musik ini berbentuk persegi, dengan fungsi agar canang yang diikat dengan tali dapat mengabang pada tali sehingga menghasilkan bunyi. 4. RAPAI Rapai sejenis alat instrumen seperti gendang. Rapai terbuat dari bahan kayu keras dan kulit lembu. Kayu yang biasanya dipakai adalah kayu nangka yang dibulatkan dan dibuat lubang dibagian tengahnya yang disebut baloh. Baloh dibuat dengan bentuk bulat tabung pendek yang bentuk lingkaran atasnya lebih besar daripada lingkaran bawahnya. Kulit lembu digunakan untuk menutup baloh bagian atas yang dibalut dengan rotan sebagai penjepit sidak dan sebagai pengatur tegangan kulit. Rapat digunakan sebagai alat musik pukul pada upacara-upacara terutama yang berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran, dan permainan tradisional yaitu debus. Cara memainkan rapai adalah memukulnya dengan tangan dan biasanya dimainkan oleh kelompok grup. Pemimpinnya disebut syeh atau kalipah. 5. ARBAB Alat musik Arbab berasal dari Nangroe Aceh Darussalam NAD, Alat musik ini terdiri dari 2 bagian, yaitu Arbabnya sendiri alat musik induk dan penggeseknya stryk stock bahasa daerah disebut Go Arab. Alat musik ini memakai bahan tempurung kelapa, kulit kambing, dan dawai. Alat musik ini pernah berkembang di daerah Pidie, Aceh Besar dan Aceh Barat. Arbab ini dipertunjukkan pada acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat, pasar malam, dan sebagainya. Kesenian ini sekarang sudah jarang sekali dijumpai, dan diperkirakan sudah mulai punah. Kesenian ini terakhir dapat dilihat pada zaman pemerintahan Belanda dan pendudukan Jepang. 6. CELEMPONG Celempong adalah alat musik tradisional yang terdapat di daerah kabupaten Tamiang. Alat musik ini terdiri dari beberapa potongan kayu. Cara memainkan alat ini yaitu disusun di antara kedua kaki pemainnya. Celempong dimainkan oleh kaum perempuan terutama gadis-gadis, tapi sekarang hanya orang tua perempuan saja yang dapat memainkannya dengan sempurna. Celempong juga digunakan sebagai iringan tari Inai. Celempong diperkirakan telah berusia lebih dari 100 tahun berada di daerah Tamiang. 7. TAMBO Tabo merupakan alat musik pukul sejenis tambur. Alat musik ini terbuat dari bahan kayu Bak Iboh batang iboh, kulit sapi dan rotan yang dipakai untuk mengikat dan meregangkan kulit. Alat musik ini dahulu berfungsi sebagai penanda waktu sholat seperti bedug. Dahulu tabo juga dipakai sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah pada saat acara perkumpulan kampung. Selain 7 jenis alat musik tradisional Aceh di atas, di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam masih terdapat beberapa jenis alat musik tradisional lainnya, diantaranya seperti Bangsi Alas, Bereguh, Tak Tok Trieng, dan Teganing. Demikian ulasan tentang "Alat Musik Tradisional Aceh Lengkap, Gambar dan Penjelasannya" yang dapat kami sajikan. Baca juga artikel kebudayaan Daerah Aceh menarik lainnya di situs Sumber Selayang Pandang Nanggroe Aceh Darussalam Nunung Yuli Eti
TariTradisional Aceh. Berikut ini terdapat 18 tari tradisional aceh, yaitu sebagai berikut: 1. Tari Bines. Tarian Bines adalah tarian tradisional Aceh yang berasal dari kabupaten Gayo Lues. Tarian ini muncul dan berkembang di Aceh Tengah tetapi kemudian dibawa ke Aceh Timur.
– Materi Seni Budaya Kelas 8 Bab 4 “Teknik Bermain Alat Musik Tradisional” Bapak ibu guru serta para siswa yang berbahagia, pada postingan kali ini saya akan menyajikan materi pelajaran untuk mata pelajaran seni budaya kelas 8 jenjang SMP. Materi yang akan disajikan ini adalah materi yang telah diringkas atau di sederhanakan sedemikian rupa sehingga bisa memudahkan bagi para pelajar dan pendidik yang akan menggunakannya sebagai bahan belajar. Dengan belajar menggunakan materi yang telah diringkas, maka tentunya akan lebih mudah untuk di pelajari baik oleh guru maupun oleh siswa. Melalui postingan ini saya akan memberikan sajian ringkasan materi seni budaya kelas 8 yang sekiranya bisa meudahkan bagi sahabat pendidikan yang akan menggunakannya. Adapun meteri seni budaya kelas 8 bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional yang telah di sederhakan ini yaitu materi yang bersumber dari buku siswa seni budaya kelas 8 semester 1 kurikulum 2013 edisi revisi terbaru. Bagi anda yang di sekolahnya menggunakan buku pelajaran tersebut maka anda bisa menggunakan ringkasan materi ini untuk menjadi tambahan atau modul yang bisa memudahkan anda untuk belajar. Pembelajaran seni budaya dirancang berbasis aktivitas dalam sejumlah ranah seni budaya, yaitu seni rupa, seni musik, seni tari, dan teater yang diangkat dari kekayaan seni dan budaya sebagai warisan budaya bangsa. Aktivitas pembelajaran seni budaya tidak hanya dirancang di dalam kelas tetapi dapat melalui aktivitas baik yang diselenggarakan sekolah maupun di luar sekolah atau masyarakat sekitar. Pada materi seni budaya kelas 8 SMP khususnya yang ada pada bab 4, maka materi yang akan di pelajari diantaranya yaitu sebagai berikut A. Jenis Musik Tradisi Indonesia B. Teknik Memainkan Alat Musik C. Mengenal Musik AngklungD. Berlatih AngklungKhusus bagi siswa yang akan mempelajari materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Bermain Ansambel Musik Tradisional, maka ada beberapa tujuan pembelajaran yang harus dapat di capai pada pembelajaran ini, adapun tujuan tersebut yaitu sebagai berikut Setelah mempelajari Bab 4, siswa diharapkan mampu 1. Mengidentifikasi teknik bermain musik tradisional. 2. Mengidentifikasi gaya bermain musik tradisional. 3. Membandingkan teknik dan gaya bermain musik tradisional. 4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam berlatih teknik dan gaya bermain musik tradisional. 5. Menunjukkan sikap disiplin dalam berlatih teknik dan gaya berlatih musik tradisional. 6. Mempraktikkan musik tradisional daerah setempat. 7. Mengomunikasikan teknik dan gaya bermain musik tradisional. Setelah anda memahami tentang tujuan yang harus di capai dari pembelajaran pada materi seni budaya kelas 8 bab 4 ini, maka bagi anda yang ingin melihat ringkasan dan rangkuman materinya dapat melihatnya pada postingan di bawah ini BAB 4 TEKNIK BERMAIN ALAT MUSIK TRADISIONAL A. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Melalui musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini di[1]sebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, mu[1]sikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh kesukaan atau kegemaran dan lingkungan tempat tinggal. Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah bantal tepok di tangan kiri. Bantal tepok adalah sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20x40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan dari daerah lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyian dan tarian ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut. 1. Sebuah gambang kayu. 2. Sebuah rebab. 3. Sebuah suling. 4. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek. 5. Gendang. B. Teknik Memainkan Alat Musik Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini. 1. Bentuk Tabung Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung,kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul, digoyang atau ditiup. 2. Bentuk Bilah Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, dapat pula bidang cembung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. 3. Bentuk Pencon Istilah pencon berasal dari kata pencu Jawa, yaitu bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap da[1]tar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencu ke atas maupun ke samping pada umumnya terbuat dari logam. Di negeri kita alat musik jenis pencon ini terdapat cukup banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang Jawa dan Sunda, trompong Bali, kromong Betawi, talempong Minang, totobuang Ambon, dan kangkanong Banjar. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Berikut contoh alat musik dan cara memainkannya. a. Kentongan Bentuk Tabung Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut Jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Kentongan merupakan alat komunikasi zaman dahulu yang dapat berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan untuk menghasilkan satu suara yang khas. b. Talempong Bentuk Pencon Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Pada bagian atas talempong, terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda[1]beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. C. Mengenal Musik Angklung Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang pada masyarakat suku Sunda digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, dan madenda. Angklung jenis ini disebut angklung buhun. Kemudian, Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan diatonis. Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada. Jenis-jenis angklung tersebut adalah 1. Angklung Kanekes Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi. Angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu. 2. Angklung Gubrag Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi. 3. Angklung Dogdog Lonjor Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah. 4. Angklung Badeng Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual padi. 5. Angklung Buncis Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. D. Berlatih Angklung Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung Padaeng terdiri dari 2 kelompok besar sebagai berikut. 1. Angklung melodi yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu. 2. Angklung pengiring yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok. Angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime G7, C7 dan lain-lain. Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan sedangkan tangan kanan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi. itulah ringkasan materi seni budaya kelas 8 Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Dari ringkasan tersebut maka dapat ditarik sebuah rangkuman materinya yaitu sebagai berikut Alat dan musik daerah di Indonesia amat beragam. Setiap daerah memiliki alat musik yang sumber bunyi dan cara memainkannya serta fungsi berbeda-beda. Musik tradisi Indonesia biasanya berfungsi sebagai pengiring tari dan wayang serta ritual upacara adat. Selain itu, musik tradisi juga mengiringi permainan tradisional. Alat musik dan karya musik tradisonal merupakan kekayaan warisan budaya yang perlu dilestarikan dan dikembangkan. Pelestarian dan pengembangan warisan budaya ini dapat dilakukan dengan tetap peduli dan meneruskan demi anak dan cucu dikemudian hari. Demikianlah ringkasan dan rangkuman materi pada mata pelajaran seni budaya kelas 8 khususnya pada Bab 4 tentang Teknik Bermain Alat Musik Tradisional. Semoga postingan ini yang telah menyajikan tentang ringkasan dan rangkuman materi seni budaya kelas 8 senantiasa bisa bermanfaat bagi siapapun khususnya bagi warga pendidikan yang sedang membutuhkannya. Sekian dan Terimakasih.
PerkataanCanang dapat diartikan dalam beberapa pengertian. Dari beberapa alat kesenian tradisional Aceh, Canang secara sepintas lalu ditafsirkan sebagai alat musik yang dipukul, terbuat dari kuningan menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik Canang dan memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda.
TEKNIK BERMAIN MUSIK TRADISIONAL Musik ansambel merupakan perpaduan dari beberapa alat musik yang membentuk suatu orkestra. Di setiap daerah Indonesia memiliki alat orkestra yang sering disebut dengan karawitan. Setiap daerah memiliki nama tersendiri. Di Jawa dan Bali disebut dengan Gamelan, di Sumatra Barat disebut dengan Talempong, di Sumatra Utara disebut dengan Gondang, dan di Sulawesi Utara disebut dengan Kolintang. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik merupakan bahasa universal. Melalui musik orang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas musik segala jenis perbedaan dapat disatukan. Pada praktiknya, musikalitas seseorang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh faktor internal dan juga eskternal. Secara internal, musikalitas dipengaruhi oleh bakat dalam dirinya, sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan oleh ke- sukaan atau kegemaran dan lingkungan dimana tinggal. Di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat popular di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi diramaikan dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah Bantal-tepok di tangan kiri, yaitu sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20×40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara serempak ke atas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tangannya, maka terjadilah suatu permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Didong ini. Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaanya hanya terletak pada penggunaan properti. Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi dan lain-lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyi-tari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut Sebuah gambang kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, Sesuai dengan syair-syair nyanyian pada masa sebelum Perang Dunia Kedua, hingga zaman pendudukan militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam interval-interval frase melodi yang agak panjang, dimana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisi secara paralel kekosongan itu, maka sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung dengan tendensi syair, yakni Si Nona disayang, atau Si Babah disayang. Sebenarnya kata Babah, adalah kata Arab, yang artinya Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang. Teknik Memainkan Alat Musik Instrumen musik tradisional sangat banyak macamnya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Misalnya seperti di bawah ini. Bentuk Tabung Bentuk tabung merupakan bentuk umum dari alat musik yang memakai bahan dasar bambu. Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti kayu dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung misalnya calung, angklung, kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul, digoyang atau ditiup. Bentuk Bilah Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yakni wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, da- pat pula bidang cembung. Bahkan kadang-kadang berupa irisan dari bentuk tabung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Bentuk Pencon Istilah pencon berasal dari kata pencu Jawa, yaitu bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Baik pencu ke atas maupun ke samping pada umumnya terbuat dari logam. Di negeri kita alat musik jenis pencon ini terdapat cukup banyak. Yang menarik adalah alat sejenis ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang Jawa dan Sunda, trompong Bali, kromong Betawi, talempong Minang, totobuang Ambon, dan kangkanong Banjar. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Contoh Alat Musik Dan Cara MemainkannyaKentongan Bentuk Tabung Kentongan atau yang dalam bahasa lainnya disebut Jidor adalah alat pemukul yang terbuat daribatang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Kegunaan kentongan didefinisikan sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan tersebut berkisar antara diameter 40cm dan tinggi 1,5 m-2 m. Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan. Sejarah budaya kentongan sebenarnya dimulai sebenarnya berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke China, Korea, dan Jepang. Kentongan sudah ditemukan sejak awal masehi. Setiap daerah tentunya memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarahnya yang tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk mengumpulkan massa. Di Yogyakarta ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai pengumpul warga. Di Pengasih, kentongan ditemukan sebagai alat untuk menguji kejujuran calon pemimpin daerah. Di masa sekarang ini, penggunaan kentongan lebih bervariatif. Cara Memainkan kentongan merupakan alat komunikasi zaman dahulu yang dapat berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang tersebut, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan tersebut biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan tersebut untuk menghasilkan satu suara yang khas. Kentongan tersebut dibunyikan dengan irama yang berbeda-beda untuk menunjukkan kegiatan atau peristiwa yang berbeda. Pendengar akan paham dengan sendirinya pesan yang disampaikan oleh kentongan tersebut. Talempong Bentuk Pencon Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun a d a pu la yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 cm, pada bagian bawahnya berlubang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbeda-beda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Memainkan Talempong butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, sarunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama Talempong. Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional suku minangkabau lainnya pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, rabab pasisia jo pariaman. Mengenal Musik Angklung Angklung merupakan alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang pada masyarakat suku Sunda digunakan untuk upacara yang berkaitan de- ngan tanaman padi. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, madenda angklung jenis ini disebut angklung buhun kemudian Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada. Jenis-jenis angklung tersebut adalah Angklung Kanekes Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi, angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu. Angklung Gubrak’ Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi. Angklung Dogdog Lonjor Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah. Angklung Badeng Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam, namun sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong juga dipakai berhubungan dengan ritual padi. Angklung Buncis Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. Berlatih Angklung Angklung yang dikembangkan di sekolah adalah angklung Padaeng. Angklung padaeng terdiri dari 2 kelompok besar yaitu Angklung Melodi yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok, angklung ini hanya terdiri dari dua tabung Pengiring yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok, angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor, minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime G7, C7 dan lain-lain. Sikap dan Cara Membunyikan Angklung Dalam bermain angklung tangan kiri digunakan sebagai gantungan sedangkan tangan kanan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi. Peganglah angklung dengan tangan kiri, dan tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah angklung tersebut. Bunyikan sesuai panjang pendek nada dan berhenti jika rangkaian angklung yang lain telah berbunyi agar penampilan musik tidak terputus-putus. Hasilhasil kerajinan yang muncul, yang dikenal dengan kerawang Gayo kebetulan mendapat perhatian pada di luar Gayo. Hal itu menyebabkan tumbuhnya industri "Kerawang Gayo" di luar daerah Gayo, misalnya di Banda Aceh, Medan, Jakarta dan hasilnya muncul di berbagai toko cenderamata di berbagai kota di Indonesia.
Teknik bermain alat musik tradisional merupakan salah satu cara konkret untuk ikut melestarikan budaya bangsa kita yang amat berharga ini. Mengapa? Karena di setiap daerah di Indonesia terdapat alat musik orchestra khas yang dikenal dengan nama karawitan. Namun demikian, setiap daerah memiliki namanya tersendiri. Di Jawa dan Bali disebut dengan Gamelan, di Sumatra Barat disebut dengan Talempong, di Sumatra Utara disebut dengan Gondang, sementara itu di Sulawesi Utara disebut dengan Kolintang. Oleh karena itu dengan mempelajari teknik bermain alat musik tradisional sama halnya dengan kita turut melestarikan dan merayakan keberagaman alat musik tradisional yang kita miliki. Selain itu, manfaat baik dari nilai estetis maupun ekonomis dapat pula kita rasakan. Mengapa? Tidak ada alat-alat musik yang sama di dunia, saat kita membawa budaya negeri sendiri maka kita akan menonjol dan lebih mudah untuk menarik perhatian dari masyarakat dunia. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, alat musik tradisional yang ada di Indonesia ini banyak sekali. Oleh karena itu akan lebih baik jika kita mengenali beberapa jenisnya terlebih dahulu. Berikut akan dipaparkan mengenai gambaran umum berbagai jenis musik tradisi Indonesia. Jenis Musik Tradisi Indonesia Musik adalah bahasa universal yang dapat mengekspresikan perasaan. Musik tersusun atas kata, nada, dan melodi yang terangkum menjadi satu. Bahasa musik dapat dipahami lintas budaya, agama, suku ras, dan juga kelas sosial. Nada dan melodi yang indah juga selalu dengan mudah ditangkap dan diapresiasi oleh khalayak. Musik adalah media seni yang kuat, bahkan ada kata mutiara yang mengatakan bahwa musik dapat menyatukan segala jenis perbedaan. Musik Tradisi Aceh Berbicara mengenai perbedaan, negara kita juga memiliki banyak perbedaan, namun justru makin bersatu karena keberagaman tersebut. Begitu juga dengan berbagai tradisi musiknya. Sebagai contoh, di daerah Aceh terdapat musik yang disebut dengan Didong. Didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di Aceh Tengah. Kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah 30-40 kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran. Nyanyian Didong diiringi dengan tepuk tangan secara berirama oleh para peserta sendiri. Para pemusik masing-masing memegang sebuah bantal tepok di tangan kiri. Bantal tepok adalah sebuah bantal kecil berisi kapuk dengan ukuran kira-kira 20Ă—40 cm dan setebal 4 cm biasanya dihiasi dengan reramu, semacam rumbai-rumbai berwarna cerah-menyala pada pinggirnya. Properti ini biasanya juga menggunakan benang sulaman khas Aceh. Dengan mengayunkan bantal di tangan kiri secara serempak ke atas atau ke depan setiap kali menjelang tepuk tangannya, maka terjadilah suatu permainan gerak yang mengasyikkan dan sekaligus juga meramaikan tontonan kesenian Didong ini. Permainan bantal dengan menyanyi jika ditelisik hampir mirip dengan Saman, perbedaannya hanya terletak pada penggunaan properti. Musik Tradisi Jakarta Wayang Cokek merupakan salah satu bentuk pertunjukan musik tradisional di daerah Jakarta atau Betawi. Wayang Cokek berupa kesenian nyanyi dan tari dilakukan oleh pemain-pemain wanita. Pada zaman dahulu, yang menari adalah perempuan-perempuan yang menjadi budak belian. Mereka mengepang rambutnya dan mengenakan baju kurung, lazim dikenakan oleh orang-orang dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan dari daerah lain bagian tanah air. Orkes yang mengiringi bentuk nyanyian dan tari ini terdiri dari kombinasi sebagai berikut. Sebuah gambang kayu. Sebuah rebab. Sebuah suling. Sebuah kempul, kadang-kadang ditambah dengan kenong, ketuk, krecek. Gendang. Sesuai dengan syair-syair nyanyian pada masa sebelum perang dunia kedua, hingga zaman pendudukan militer Jepang di Indonesia, gaya pengisi sisipan dalam interval-interval frase melodi yang agak panjang, di mana teks atau syair bakunya tidak dapat mengisi secara paralel kekosongan itu, maka sudah biasa penyanyi mengisinya dengan kalimat pendek yang tidak ada sangkut paut langsung dengan tendensi syair, yakni Si Nona disayang, atau Si Babah disayang. Sebenarnya kata Babah, adalah kata Arab, yang artinya Juragan, Tuan Majikan; sedangkan hababa berarti biji mataku sayang. Teknik Memainkan Alat Musik Instrumen musik tradisional sangat banyak sekali macamnya. Agar lebih mudah untuk menyelidikinya, kita dapat mengategorikannya berdasarkan aspek yang mirip atau sama. Salah satu caranya adalah dengan mengklasifikasikannya berdasarkan suaranya. Selain dibagi menurut sumber bunyinya, alat musik daerah bisa dipilah-pilah berdasarkan bentuknya. Pengategorian berdasarkan bentuk ini sangat berguna untuk menentukan teknik bermain alat musiknya pula. Menurut Tim Kemdikbud 2017, hlm. 59 Klasifikasi alat musik tradisi berdasarkan bentuknya dilengkapi dengan teknik atau cara memainkannya adalah sebagai berikut. Alat Musik Tradisi Bentuk Tabung Bentuk tabung adalah bentuk umum dari alat musik tradisi yang memakai bahan dasar bambu. Dalam perkembangannya bahan bambu tersebut dapat digantikan dengan bahan lain, seperti kayu dan logam. Instrumen yang termasuk dalam bentuk tabung contohnya meliputi calung, angklung, kentongan/kulkul, suling/saluang, dan guntung. Cara memainkan alat ini ada yang dipukul kentongan, digoyang angklung atau ditiup suling. Bentuk Bilah Berbeda dengan bentuk tabung, bentuk bilah ini tidak memiliki rongga. Kekuatan bunyi yang dihasilkan masih perlu didukung oleh perangkat lain, yaitu berupa wadah gema sebagai ruang resonator. Permukaan bilah dapat berupa bidang rata, dapat pula bidang cembung. Bahkan terkadang berupa irisan dari bentuk tabung. Contoh alat musik berbentuk bilah adalah gambang, kolintang, saron, dan gender. Cara memainkan alat ini umumnya dengan cara dipukul. Bentuk Pencon Istilah pencon berasal dari bahasa jawa, yaitu kata pencu yang artinya adlaah bagian yang menonjol dari suatu bidang datar atau yang dianggap datar. Pencu dimaksudkan sebagai tumpuan pukulan. Pencu pada umumnya terbuat dari bahan logam, baik pencu ke atas maupun ke samping. Di Indonesia kita menemukan banyak alat musik jenis pencon ini. Menariknya, alat sejenis ini ditata dengan sistem nada dan penyusunan yang berbeda-beda pada tiap daerah. Misalnya bonang Jawa dan Sunda, trompong Bali, kromong Betawi, talempong Minang, totobuang Ambon, dan kangkanong Banjar. Cara memainkan alat ini dengan cara dipukul. Berikut adalah beberapa contoh alat music bentuk pencon dan cara memainkannya. 1. Kentongan Bentuk Tabung Kentongan atau terkadang disebut juga Jidor adalah alat pemukul yang terbuat dari batang bambu atau batang kayu jati yang dipahat. Sebetulnya kegunaan kentongan ini adalah sebagai tanda alarm, sinyal komunikasi jarak jauh, morse, penanda adzan, maupun tanda bahaya. Ukuran kentongan berkisar antara diameter 40cm dan tinggi 1,5 m-2 m. Kentongan sering diidentikkan dengan alat komunikasi zaman dahulu yang sering dimanfaatkan oleh penduduk yang tinggal di daerah pedesaan dan pegunungan. Kentongan sudah ditemukan sejak awal masehi. Budaya kentongan ini sebetulnya dikenal berasal dari legenda Cheng Ho dari Cina yang mengadakan perjalanan dengan misi keagamaan. Dalam perjalanan tersebut, Cheng Ho menemukan kentongan ini sebagai alat komunikasi ritual keagamaan. Penemuan kentongan tersebut dibawa ke China, Korea, dan Jepang. Namun, tentunya setiap daerah memiliki sejarah penemuan yang berbeda dengan nilai sejarahnya yang tinggi. Di Nusa Tenggara Barat, kentongan ditemukan ketika Raja Anak Agung Gede Ngurah yang berkuasa sekitar abad XIX menggunakannya untuk mengumpulkan massa. Sementara itu di Yogyakarta ketika masa kerajaan Majapahit, kentongan Kyai Gorobangsa sering digunakan sebagai pengumpul warga. Di Pengasih, kentongan ditemukan sebagai alat untuk menguji kejujuran calon pemimpin daerah. Pada masa sekarang, penggunaan kentongan lebih bervariatif cara memainkannya. Kentongan berbentuk tabung maupun berbentuk lingkaran dengan sebuah lubang yang sengaja dipahat di tengahnya. Dari lubang, akan keluar bunyi-bunyian apabila dipukul. Kentongan biasa dilengkapi dengan sebuah tongkat pemukul yang sengaja digunakan untuk memukul bagian tengah kentongan untuk menghasilkan satu suara yang khas. Kentongan tersebut dibunyikan dengan irama yang berbeda-beda untuk menunjukkan kegiatan atau peristiwa yang berbeda. Pendengar akan paham dengan sendirinya pesan yang disampaikan oleh kentongan tersebut. 2. Talempong Bentuk Pencon Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak ditemukan dan digunakan. Talempong berbentuk lingkaran dengan diameter 15 sampai 17,5 cm, pada bagian bawahnya berlubang. Pada bagian atas talempong, terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat untuk dipukul. Talempong memiliki nada yang berbedabeda. Bunyinya dihasilkan dari sepasang kayu yang dipukulkan pada permukaannya. Talempong biasanya digunakan untuk mengiringi tarian pertunjukan atau penyambutan, seperti Tari Piring yang khas, Tari Pasambahan, dan Tari Galombang. Talempong juga digunakan untuk melantunkan musik menyambut tamu istimewa. Memainkan Talempong butuh kejelian dimulai dengan tangga nada do dan diakhiri dengan si. Talempong biasanya dibawakan dengan iringan akordeon, yakni instrumen musik sejenis organ yang didorong dan ditarik dengan kedua tangan pemainnya. Selain akordeon, instrumen seperti saluang, gandang, sarunai dan instrumen tradisional Minang lainnya juga umum dimainkan bersama Talempong. Ada juga beberapa jenis alat musik tradisional suku minangkabau seperti pupuik daun padi, pupuik tanduak kabau, bansi, dan rabab pasisia j o pariaman. Mengenal Musik Angklung Angklung adalah alat musik asli Indonesia yang terbuat dari bambu dan merupakan warisan budaya Bangsa Indonesia dan telah diakui secara internasional oleh UNESCO. Angklung tumbuh dan berkembang di masyarakat suku Sunda yang biasa digunakan untuk upacara yang berkaitan dengan tanaman padi kesuburan/agar tidak gagal panen. Sistem nada angklung pada awalnya berlaraskan pelog, selendro, dan madenda. Angklung jenis ini disebut angklung buhun. Kemudian, Pak Daeng Soetigna membuat angklung berlaraskan diatonis. Nada-nada angklung buhun dideskripsikan menjadi Dogdog lonjor memiliki 3 nada, Badud dan Badeng memiliki 4 nada, dan angklung Buncis memiliki 5 nada. Jenis-jenis angklung tersebut adalah Angklung Kanekes, Angklung ini sering dikenal sebagai angklung Badui, digunakan untuk upacara menanam padi. Jenis angklung ini bukan hanya sebatas media hiburan tetapi juga memiliki nilai magis tertentu. Angklung Gubrag, Angklung ini berasal dari kampung Cipiding Kecamatan Cigudeg. Juga digunakan untuk menghormati Dewi Padi. Angklung Dogdog Lonjor, Angklung ini berasal dari masyarakat Banten Selatan di daerah Gunung Halimun. Digunakan pada upacara Seren taun menghormati Dewi padi karena panen berlimpah. Angklung Badeng, Angklung badeng berfungsi sebagai hiburan dan media dakwah penyebaran Islam. Meskipun begitu, sebelumnya di Garut tepatnya di Kecamatan Malangbong angklung ini juga dipakai berhubungan dengan ritual yang berkaitan dengan padi. Angklung Buncis, Angklung buncis dipakai sebagai media hiburan namun awalnya juga dipakai pada acara ritual pertanian yang juga berhubungan dengan tanaman padi. Berlatih Angklung Salah satu pertunjukan musik angklung yang biasanya dikembangkan disebut dengan angklung Padaeng. Angklung Padaeng terdiri dari dua kelompok besar sebagai berikut. Angklung melodi, yaitu angklung yang dipakai untuk membawakan melodi pokok. Karena diperuntukkan untuk melodi, angklung ini hanya terdiri dari dua tabung bambu. Angklung pengiring, yaitu angklung yang dipakai sebagai akord mengiringi melodi pokok. Biasanya angklung ini terdiri dari tiga atau empat tabung bambu. Angklung yang terdiri dari tiga tabung bambu adalah angklung dalam bentuk trinada misalkan akord mayor dan akord minor, sedangkan yang empat tabung adalah angklung yang merupakan catur nada misalnya untuk dominan septime G7, C7 dan lain-lain. Cara Bermain Angklung Dalam bermain angklung, tangan kiri digunakan sebagai bagian tubuh yang seakan dibuat menjadi gantungan. Sedangkan tangan kanan digunakan untuk menggoyangnya sehingga angklung berbunyi. Oleh karena itu, peganglah angklung dengan tangan kiri. Tangan kanan ditempatkan pada ujung bagian bawah angklung. Bunyikan sesuai panjang pendek nada dan berhenti jika rangkaian angklung yang lain telah berbunyi agar penampilan musik tidak terputus-putus. Referensi Tim Kemdikbud. 2017. Seni Budaya VIII. Jakarta Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemendikbud.
RumohAceh atau Rumah Aceh merupakan rumah adat masyarakat Aceh. Dikutip dari buku Rumah Adat di Indonesia (2010) karya D.C Tyas, Rumoh Aceh berbentuk panggung. Pada umumnya Rumoh Aceh memiliki ketinggian sekitar 2,5 hingga 3 meter. Pada setiap Rumoh Aceh terdapat sebuah rambat atau ruang utama. Jumlah keseluruhan ruang disesuaikan dengan Jenis Jenis ALat Musik Tradisional Aceh 1. Rapai Repai merupakan sebuah jenis alat musik yang berfungsi untuk mengatur ritme, tempo, serta gemerincing di saat pertunjukan berjalan. Jenis musik ini cara menggunakannya di pukul dengan memakai telapak Canang Sama dengan alat musik pada umumnya canang di gunakan sebagai pengiring tarian musik tradisional. 3. Geundrang,4. Bereguh, 5. Bangsi Alas,6. Calempong, 7. Teganing,8. Kecapi Aceh, More items Contents1 Mengapa musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam? Apa saja jenis jenis alat musik tradisional Aceh? Apa kegunaan alat musik?2 Apa yang dimaksud dengan alat musik Bansi Alas? Mengapa musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam? Nusantara Daerah Aceh Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga “Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jika musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang masuk ke Nanggroe Aceh Darussalam. Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Nusantara Daerah Sumatera Utara Musik daerah Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh musik gereja. Musik daerah ini ada dua macam, yaitu tata ganing dan Tata Ganing atau Gondang Alat musik ini menggunakan tangga nada diatonis. Alat musik yang digunakan adalah sebagai Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang; 2 Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkanya dengan cara dipukulkan pada suatu Suling dengan berbagai macam nama, seperti salodap, salonat, sordam, dan Arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi. Lagu-lagu yang terkenal, di antaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-Sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Gondang Gondang adalah musik berbentuk ensambel gendang drum ensamble yang merupakan ciri umum musik di daerah ini. Ensambel yang dimaksud adalah ensambel musik orang Mandailing, subetnis Batak yang mempunyai daerah paling luas di sebelah selatan provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat. Alat musik yang dipakai dalam ensambel gordang sambilan terdiri atas 1 sembilan buah gendang besar gondang yang memiliki perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya; 2 sekelompok gong berukuran kecil sampai dengan ukuran besar; 3 sepasang Nusantara Daerah Nias Musik daerah Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis musik ini sekarang sukar ditemukan di daerah ini. Jenis alat musiknya, antara lain adalah sebagai Gong dengan berbagai ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau Lagiya adalah semacam Apa saja jenis jenis alat musik tradisional Aceh? Alat musik tradisional aceh – adalah merupakan jenis alat musik yang sangat unik sehingga harus kita sosialisasikan agar kebudayaan aceh dapat di kenal di manca Mengenali Alat Musik Aceh 2. Jenis Jenis ALat Musik Tradisional Aceh Rapai Canang Geundrang Bereguh Bangsi Alas Calempong Apa kegunaan alat musik? Macam-Macam Rapai – Pada saat pertunjukan, Rapai digunakan oleh 8 – 12 orang yang terkenal dengan sebutan Rapai. Alat musik ini kegunaannya sebagai mengatur tempo irama bersama dengan serune kalee. didasarkan kegunaannya alat musik mempunyai macam-macam jenis, antara lain Rapai Pulot Rapai Pasee rapai gantung Rapai Dabolih Rapai Geurimpheng rapai macam Rapai Anak/tingkah Rapai Kisah Rapai itu mirip dengan rebana yang sering dimainkan dengan cara dipukul, alat musik ini mempunyai bentuk seperti contoh panci dengan bermacam-macam ukuran. Rapai memang bisa digunakan sendirian, tetapi akan bagus jika digunakan dengan teknik pukulan yang berbeda-beda. Apa yang dimaksud dengan alat musik Bansi Alas? Bangsi Alas Bangsi / Bansi Alas merupakan alat musik yang masuk kedalam golongan aerofon yang berarti alat musik yang dapat menghasilkan suara dari hembusan udara atau singkatnya ditiup.
CANANG" Canang adalah alat musik tradisional dari Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh menyebutnya "Canang Trieng", di Gayo disebut "Teganing", di Tamiang disebut "Kecapi" dan di Alas disebut dengan "Kecapi Olah". Canang terbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong.
Aceh merupakan provinsi di Indonesia yang ibu kotanya berada di Banda Aceh. Kota ini juga menjadi salah satu provinsi yang diberi kewenangan otonomi khusus. Letaknya tepat di ujung pulau Sumatera dan provinsi paling barat di memiliki tempat wisata yang lengkap, seperti wisata alam daratan tingi, wisata Museum, Keluarga, wisata anak, hingga pantai. Tak hanya itu, Aceh juga mempunyai kesenian dan kebudayaan leluhur yang wajib dijaga dan alat musik tradisional Aceh memiliki kemiripan dengan alat musik tradisional daerah lain, tetapi bila kita lihat secara detail, ada perbedaan yang cukup jelas antara satu dan musik tradisional ini juga mempunyai ragam jenis yang lumayan banyak. Setiap jenisnya memiliki keunikan masing-masing. Apa saja alat musik tradisional Aceh? Simak sebagai berikutDaftar Isi1 1. Arbab2 2. Bereguh3 3. Calempong4 4. Rapai5 5. Taktok Trieng6 6. Tambo7 7. Bansi / Bangsi Alas8 8. Canang Trieng9 9. Geundrang10 10. Serune Kalee11 11. Kecapi Aceh12 12. Genggong1. ArbabSumber Foto musik tradisional ini pernah terkenal di daerah Pidie, Aceh Besar hingga Aceh Barat. Arbab juga termasuk alat musik tradisional yang hampir punah. Sebab, kini Arbab sulit ditemukan dan mulai tergeser dengan alat musik modern seperti digunakan pada saat acara pertunjukan rakyat, hiburan rakyat, pasar malam, dan sebagainya. Arbab memiliki 2 bagian instrumen induk atau badan Arbab dan musik yang terbuat dari batok kelapa, kayu, kulit kambing, dan senar ini dimainkan dengan cara BereguhSumber Foto musik tradisional ini dimainkan dengan cara ditiup pada ujung instrumen yang meruncing dan melengkung. Bereguh terbuat dari tanduk bereguh tidak digunakan sebagai bermain musik, tetapi dimainkan sebagai alat komunikasi antara dua atau beberapa orang yang berada diposisi jauh atau tepatnya di hutan. Dengan meniupnya, kelompok lain akan tahu perkiraan jarak orang yang meniup instrumen alat musik tradisional ini tersebar ke seluruh wilayah Aceh, khususnya Aceh Besar, Pidie, Aceh CalempongSumber Foto musik tradisional ini dapat kita temukan di daerah Kabupaten Tamiang. Calempong terdiri dari beberapa potongan kayu yang dimainkannya dengan cara disusun antara kedua kaki dimainkan oleh kaum wanita yang khususnya masih gadis, tetapi sekarang alat musik tradisional ini hanya dimainkan orang tua wanita. Kesenian ini biasanya dimainkan sebagai pengiring tarian RapaiSumber Foto musik tradisional yang dimainkan dengan cara dipukul atau ditabuh ini berasal dari Aceh. Masyrakat Aceh mempercayai bahwa alat musik ini diciptakan oleh Syekh Ahmad bin Rifa’i yang merupakan seorang pendiri tarikat Rifa’ musik tabuh ini dimainkan dengan tangan kosong atau tidak menggunakan stik. Fungsi Rapai biasanya untuk mengatur ritme, tempo, gemerincing ketika lantunan syair-syair Islami sedang dinyanyikan. Tak hanya itu, Rapai juga dimainkan hampir pada setiap seni tarik suara tradisional di Taktok TriengSumber Foto dengan Rapai, alat musik tradisional yang terbuat dari bahan dasar bambu ini dimainkan dengan cara dipukul. Taktok Trieng bisa kita temukan di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten masyarakat, Taktok Trieng dikenal dengan 2 jenis, yaitu di pergunakan di Meunasah, di balai-balai pertemhan dan ditempat lain yang terlihat wajar untuk ditempatkan alat ini. Dan yang kedua dipergunakan di sawah-sawah untuk mengusir hewan seperti burung atau serangga lainnya yang merusak hasil TamboSumber Foto musik tradisional ini dibuat dari Bak Iboh batang iboh, kulit sapi, dan rotan yang berfungsi sebagai alat peregang kulit. Bentuk Tambo sejenis dengan alat kesenian Tambur yang dimainkan dengan cara Tambo dipergunakan sebagai alat komunikasi untuk menandakan waktu shalat wajib 5 waktu dan mengumpulkan warga ke Meunasah guna membicarakan masalah yang ada dalam suatu saat ini Tambo mulai jarang digunakan, sebab adanya alat musik modern seperti Bansi / Bangsi AlasSumber Foto musik tradisional yang ditiup ini berkembang di Lembah Alas, Kabupaten Aceh Tenggara. Bangsi Alas memiliki ukuran dengan panjang 41 cm dengan diameter 2,8 cm, dan 7 buah lubang pada bagian atas bansi. Setiap lubang Bangsi Alas memiliki lebar yang berbeda, semakin ke ujung lubangnya akan semakin Bangsi Alas dimainkan sebagai pengiring Tarian Landok Alun. Tarian tersebut merupakan tarian khas dari Desa Telangat Pangan dengan kisah kegembiraan petani yang mendapatkan lahan baru dan kondisi tanah yang dimainkan alat Bangsi Alas ini antaranya adalah Canang Ngaro, Canang Ngarak, Canang Patam-patam, dan Canang TriengSumber Foto musik tradisional ini bisa kita temukan pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas dengan nama yang berbeda-beda sesuai dengan tempatnya. Seperti Aceh disebut “Canang Trieng”, di Gayo disebut “Teganing”, di Tamiang disebut “Kecapi”, dan di Alas disebut “Kecapi Olah”.Canang dibuat dari kuningan dengan bentuk yang mirip seperti Gong. Hampir setiap daerah Aceh terdapat alat musik ini dengan pengertian dan fungsi yang Canang digunakan sebagai pengiring tarian tradisional. Dan bisa difungsikan sebagai hiburan anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan saat mengisi waktu senggang atau sesudah menyelesaikan pekerjaan di GeundrangSumber Foto musik tradisional ini umumnya kita temukan di daerah Aceh Besar, Pidie, dan Aceh Utara. Bentuk dari Geundrang adalah bersilinder dengan panjang 40 hingga 50 cm dengan diametet 18 hingga 20 dibuat dari bahan kulit nangka, kulit kambing, kulit sapi yang tipis, atau rotan. Pada bagian ujung Geundrang diberi kerincing, sehingga saat di talu Geundrang akan menghasilkan suara musik ini juga bisa kita dengar dengan kejauhan jarak 3 hingga 4 km. Geundrang berperan sebagai alat pelengkap tempo dalam musik Serune KaleeSumber Foto musik tradisional yang mirip dengan terompet ini masih satu klasifikasi dengan aerofon. Serune Kalee digunakan sebagai instrumen utama pada pertunjukan musik tradisi di Aceh, yang juga diikuti iringan Geundrang, Rapai, dan sejumlah instrumen tradisional saat ini, Serune Kalee masih dilestarikan oleh masyarakat Aceh dan berperan penting dalam ritus-ritus sosial warga di Aceh, Serune Kalee juga bisa temukan di daerah Sumatera lainnya, seperti Minangkabau dan Kecapi AcehSumber Foto Aceh ini berasal dari daerah Tamiang, Kabupaten Aceh Timur. Bahan yang dipilih juga dari bahan bambu yang sudah cukup tua, dengan jenis bambu olog reglu dan oloh musik tradisional ini dimainkan dengan permainan tunggal di teras sebagai hiburan seusai bekerja. Biasanya, para pemain Kecapi ini terdiri dari Aceh ini masih tergolong alat ideopon, sebab talinya yang terbuat dari GenggongSumber Foto musik tradisional ini termasuk salah satu jenis musik instrumen Pakpak yang menyerupai instrumen Saga-saga. Genggong dibuat dari bahan paku besi atau rusuk payung. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa Genggong adalah perubahaan dari menghasilkan suafa yang lembut, tetapi dengan nada lebih kuat dibandingkan Saga-saga. Nada yang dihasilkan pun tergantung dari nafas pemainnya. Maka dari itu, nada Genggong tidak dapat diubah-ubah, dan hanya ditentukan oleh sang uraian alat musik tradisional Aceh yang perlu kita lestarikan dan dijaga agar tidak punah. Semoga artikel ini bermanfaat!

AcehBesar, (Tagar 3/11/2018) - Aceh yang berjuluk Serambi Mekkah memiliki banyak peninggalan sejarah peradaban Islam. Salah satunya Masjid Tuha Indrapuri yang terletak di Desa Keude Indrapuri, Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Masjid Tuha Indrapuri dibangun Sultan Iskandar Muda (1707-1636), sejak 1207 Hijriah atau 1618 Masehi.

Mengenal 11 alat musik dari Aceh yang awet dan lestari hingga kini. Nagroe Aceh Darussalam merupakan salah satu provinsi yang terletak di bagian paling utara Pulau Sumatera dan ujung barat negara kepulauan Indonesia. Karena alasan sejarah, daerah Aceh diberi kewenangan otonomi khusus sehingga status provinsi Aceh menjadi daerah istimewa. Berbicara soal kebudayaan, Aceh juga merupakan daerah yang kaya akan seni dan budaya. Kesenian Aceh meliputi tari-tarian, sastra, musik, dan lainnya. Aceh juga memiliki banyak ragam alat-alat musik tradisional yang masih lestari hingga kini. Pada artikel ini kita akan mengulas sejumlah alat musik tradisional dari Aceh yang masih lestari dan penuh dengan nilai-nilai budaya tentunya. Inilah 11 contoh alat musik dari Aceh yang berhasil kita rangkum dalam tulisan kali ini … Baca juga Mengenal 13 Alat Musik Tradisional Sumatera Utara yang Khas dan Kaya 1. Canang2. Rapai3. Celempong4. Tambo5. Teganing6. Serune Kalee7. Geundrang8. Taktok Trieng9. Bereguh10. Arbab11. Bangsai Alas12. Kecapi Aceh13. Genggong14. Bensi15. Bebelan 1. Canang Canang merupakan alat musik tradisional dari Aceh yang sering dijumpai dalam masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Setiap daerah memiliki istilah sendiri-sendiri pada alat musik ini, di Aceh disebut “Canang Trieng”, di Gayo disebut “Teganing”, di Tamiang disebut “Kecapi”, dan di Alas disebut “Kecapi Olah”. Alat musik ini terbuat dari kuningan yang dibentuk meyerupai gong. Hampir di semua daerah Aceh terdapat alat musik canang, namun masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda. Secara umum, canang berfungsi sebagai pengiring tari-tarian tradisional. Selain itu juga berfungsi sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya alat ini dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah atau mengisi waktu senggang. 2. Rapai Rapai adalah sejenis alat musik tradisional dari Aceh. Alat musik ini terbuat dari jenis kayu yang keras biasanya dari batang pohon nangka yang setelah dibulatkan, dibuat lubang di bagian tengahnya. Kayu yang telah dilubangi ini disebut baloh. Baloh pada bagian atas umumnya lebih besar daripada bagian bawah. Bagin atas lalu ditutup dengan kulit kambing, sedangkan bagian bawah dibiarkan terbuka. Kemudian penjepit kulit atau pengatur tegangan kulit dibuat dari rotan yang dibalut dengan kulit. Dalam masyarakat Aceh, penjepit ini biasa disebut sidak’. Alat musik rapai biasa digunakan sebagai alat musik pada berbagai upacara, terutama yang berhubungan dengan keagamaan, perkawinan, kelahiran, dan permainan tradisional yaitu debus. Rapai dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan seperti gendang, dan biasanya dimainkan secara berkelompok. Pemimpin kelompok pemain rapai biasa disebut dengan syeh’ atau kalipah’. 3. Celempong Celempong merupakan alat kesenian tradisional yang berasal dari Kabupaten Tamiang. Alat musik ini terdiri dari beberapa kayudan, cara memainkannya disusun di antara kedua kaki pemainnya. Celempong biasanya dimainkan oleh kaum perempuan, terutama gadis-gadis. Namun sekarang, hanya orang tua wanita saja yang dapat memainkannya dengan sempurna. Celempong diperkirakan telah ditemukan sejak lebih dari 100 tahun yang lalu di daerah Tamiang. Alat ini biasa digunakan sebagai pengiring tari Inai. Baca juga Mengenal 9 Alat Musik Tradisional Bengkulu yang Unik dan Khas 4. Tambo Tambo merupakan alat musik tradisional Aceh yang terbuat dari batang iboh, kulit sapi, dan rotan sebagai pengikat kulit. Bentuknya mirip dengan tambor dan dimainkan dengan cara dipukul. Dalam sejarahnya, awalnya tambo berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menandakan datangnya waktu sholat dan untuk mengumpulkan warga ke meunasah guna membicarakan masalah-masalah yang ada dalam satu kampung. Saat ini, alat musik tambo sudah jarang digunakan karena hadirnya teknologi modern berupa mikrofon. 5. Teganing Teganing adalah sebuah alat musik yang terbuat dari bambu, termasuk dalam alat musik sitar tabung idio-kordofon. Cara memainkan alat ini adalah dengan cara memukul bagian dawai menggunakan peguel stik/alat pemukul, dan dalam waktu yang bersamaan lubang di bawahnya juga dipukul. Alat musik ini biasanya dimainkan oleh beberapa orang pada saat bersantai di lepo rumah adat pada waktu sore hari. 6. Serune Kalee Serune Kalee adalah alat musik sejenis terompet khas Aceh dengan struktur bentuk mirip klarinet. Alat musik ini biasa dimainkan sebagai instrumen utama dalam sebuah pertunjukan musik tradisi Aceh, bersama iringan alat musik geundrang, rapai, dan sejumlah alat musik tradisional lainnya. Sebenarnya, istilah Serune Kalee berasal dari dua kata, yaitu serune’ yang merupakan sebuah alat musik tradisional Aceh, dan Kalee’ yang merupakan nama sebuah desa di Laweung, Kabupaten Pidie. Maka secara sederhana, Serune Kalee adalah sebuah serunai/seruling yang berasal dari daerah Kalee. Serune Kalee terbuat dari kayu pilihan yang memiliki karakter kuat dan keras sekaligus ringan. Dalam proses pembuatannya, kayu tersebut direndam terlebih dahulu selama tiga bulan sebelum dibuat. Setelah fase perendaman selesai, kayu kemudian dipangkas hingga hanya menyisakan bagian yang disebut hati kayu’. Hati kayu itulah yang kemudian dibor dan dibubut untuk membuat lubang dengan diameter 2 cm. Setelah tercipta rongga, kemudian tahap pembuatan lubang-lubang nada yang berjumlah 6 lubang di bagian atas sebagai insterval nada, dan 1 lubang lagi di bagian bawah sebagai syarat terciptanya suara khas dari Serune Kalee. 7. Geundrang wikipedia Geundrang merupakan alat musik yang biasa dipakai pada pertunjukan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik pukul, memainkannya dengan cara dipukul menggunakan tangan atau kayu pemukul. Alat musik ini banyak dijumpai di daerah Aceh Besar dan daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Geundrang berfungsi sebagai pengatur tempo pada musik etnik Aceh. 8. Taktok Trieng Taktok Trieng merupakan alat musik pukul yag terbuat dari bambu. Alat musik ini banyak dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh besar, dan beberapa daerah lainnya. Taktok Trieng memiliki dua jenis yang pertama, jenis yang biasa digunakan di meunasah langgar, balai-balai pertemuan, dan tempat-tempat lain. Yang kedua adalah jenis yang dipergunakan di sawah-sawah sebagai alat untuk mengusir burung atau serangga yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau gubuk tempat menunggu padi di sawah. 9. Bereguh Bereguh merupakan alat musik tiup yang terbuat dari tanduk kerbau. Alat musik ini sejak masa silam sudah dijumpai di daerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara, dan terdapat juga di beberapa daerah. Bereguh memiliki nada yang terbatas, variasi nada yang dapat dihasilkan tergantung pada teknik meniupnya. Bereguh berfungsi sebagai alat komunikasi dan penanda bahaya, terutama apabila berada di hutan dan dalam posisi yang berjauhan. Kini, alat musik ini sudah jarang digunakan orang, bahkan diperkirakan sudah punah keberadaannya. 10. Arbab Arbab merupakan alat musik gesek tradisional Aceh yang tersebar di daerah Pidie, Aceh Besar, dan Aceh Barat. Arbab tergolong dalam alat musik kordofon, yaitu instrumen yang bunyinya bersumber dari dawai. Cara memainkannya adalah dengan menggeseknya menggunakan alat penggesek yang disebut go arbab’. Badan alat musik arbab terdiri dari beberapa bahan, yaitu tempurung kelapa, kulit kambing, kayu, dan dawai. Sedangkan busur penggeseknya terbuat dari kayu atau rotan dan serat tumbuhan. Pada masanya, alat musik arbab biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional, bersama dengan geundrang/rapai dan sejumlah alat musik tradisional lainnya. Arbab berperan sebagai instrumen utama pembawa lagu. Kini, alat ini biasa dimainkan dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam. Baca juga Mengulas 14 Alat Musik Tradisional Sumatera Barat yang Eksotis 11. Bangsai Alas wikipedia Bangsai Alas merupakan alat musik tiup yang terbuat dari bambu dan banyak dijumpai di daerah Alas, Aceh Tenggara. Dalam tradisi setempat, alat musik ini begitu berkaitan dengan hal-hal mistik. Ketika diketahui ada seseorang meninggal dunia di kampung tempat alat musik bangsi dibuat, bangsi yang telah selesai dibuat dengan sengaja dihanyutkan di sungai. Setelah terus diikuti hingga bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, bangsi tersebut harus dirampas kembali oleh pembuatnya dari anak-anak tersebut. Bangsi inilah yang nanti akan menjadi sebuah alat musik yang menghasilkan suara yang merdu. 12. Kecapi Aceh Kecapi Aceh merupakan alat musik khas yang berasal dari daerah Tamiang. Berbeda dengan kecapi yang ada di Jawa Barat yang dimainkan dengan cara dipetik, kecapi Aceh dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul khusus. 13. Genggong Genggong merupakan alat musik tiup halus yang berasal dari masyarakat Suku Alas. Menurut tradisi, alat ini biasa dimainkan pada saat larut malam, digunakan seorang pemuda untuk membangunkan pacarnya yang sudah tidur. Suara genggong dihasilkan dari getaran besi yang ditempa sedemikian rupa, sehingga seakan-akan suara genggong hanya dapat didengar oleh beberapa orang saja. 14. Bensi Alat musik ini terbuata dari bahan bambu. Bensi adalah sejenis suling melintang yang memiliki lima buah lubang nada. Biasanya, alat musik ini dimainkan oleh pemuda di kala waktu senggang di serambi rumah adat atau tepian sungai. 15. Bebelan Bebelan merupakan alat musik tiup sejenis serunai atau hobo yang memiliki lima lubang nada. Alat musik ini juga dikategorikan sebagai alat musik tradisional Aceh. Referensi
Tidakjauh berbeda rumah adat, pakaian serta tarian daerah yang dimiliki provinsi Maluku Utara dengan Maluku. Seperti biasa berikut adalah budayanya: Adapun pulau yang terdapat di Provinsi Maluku Utara adalah: Ternate, pulau utama Pulau Bacan Halmahera - dengan luas 20.000 km 2 merupakan pulau terbesardi Kepulauan Maluku.

Alat musik tradisional Aceh dan fungsinya serta gambar dan penjelasannya ini dirangkum agar mudah dipahami. Dimana beberapa alat musik berikut dijelaskan juga cara memainkannya meski secara umum. Bagi Anda yang saat ini sedang mencari alat musik Aceh, maka Anda tidak salah mengunjungi blog ini. Karena didalamnya banyak arsip atau artikel penting terkait alat musik tradisional Indonesia. Seiring berjalannya sang waktu, kita ketahui bersama alat musik zaman dahulu mulai hilang dari permukaan. Bahkan untuk menemukan gambarnya saja sudah sangat susah. Kejadian ini harus mendapatkan perhatian dari semua masyarakat Indonesia, terkhusus lagi pemerintahan yang mempunyai kekuasaan. Pada kali ini, kami akan uraikan beberapa contoh, poin-poin tentang alat musik tradisional dari daerah Aceh. Perlu diketahui, sebelumnya sudah sangat banyak artikel – artikel alat musik petik, alat musik tradisional Padang Sumbar dan alat musik tradisional Nias serta yang lainnya. Tujuan dari memuat informasi alat musik, tak lain adalah demi terjaganya khazanah kekayaan kesenian Indonesia. Aceh merupakan provinsi yang terletak paling barat dari Negara Indonesia. Kota yang dijuluki juga dengan Serambi Mekkah karena merupakan jalur masuk dan menyebarnya agama Islam di Indonesia ini menyimpan kekayaan kebudayaan yang sangat mempesona. Diantara kebudayaan tersebut tentu saja alat musik tradisionalnya salah satunya. Oke, berikut ini 15 alat musik tradisional Aceh, gambar, fungsi dan penjelasannya untuk Anda. 1. Arbab 2. Bangsi Alas3. Canang4. Geundrang5. Serune Kalee 6. Taktok Trieng7. Rapai8. Celempong9. Bereguh10. Tambo11. Genggong12. Kecapi Aceh13. Kecapi Olah14. Teganing15. TamboKesenian Yang Jadi Objek Wisata Sebarkan iniPosting terkait 1. Arbab Gambar Arbab via Google Arbab termasuk alat musik Aceh yang merupakan sejenis alat musik yang mirip dengan Biola. Dari bahan apa alat musik ini terbuat? Berdasarkan informasi yag kam dapatkan, alat musik Arbab dibuat dari tempurung kelapa, kulit kambing, kayu dan dawai. Sedangkan busur penggeseknya terbuat dari kayu, rotan atau serat tumbuhan. Arbab terdiri dari dua bagian, yaitu instrumen induk yang disebut Arbab dan menggeseknya yang disebut Go Arbab. Bagaimana cara memainkannya? Cara memainkannya adalah dengan cara menggesekkan Go Arbab ke dawai yang terdapat pada instrumen induk. Jenis musik yang menggunakan Arbab dipertunjukkan pada saat acara-acara hiburan rakyat, acara kesenian daerah, acara pasar malam, dan lain sebagainya. Alat musik Arbab pada zamannya biasa dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu tradisional, bersama Geundrang/Rapai dan sejumlah alat musik trandisional lainnya, di mana Arbab berperan sebagai instrumen utama pembawa lagu. Dalam tradisinya, musik Arbab biasa dimainkan dalam acara-acara keramaian rakyat, seperti hiburan rakyat dan pasar malam. Lihat Kebudayaan Masyarakat Aceh 2. Bangsi Alas Gambar via Blogger Alat musik tradisional Aceh yang bernama Bangsi Alas merupakan instrumen tiup dari bambu yang dijumpai banyak dijumpai di daerah Alas, Kabupeten Aceh Tenggara Ateng. Berdasarkan sejarah, secara tradisional pembuatan Bangsi dikaitkan dengan mistik, yaitu ketika ada orang meninggal dunia di kampung/desa tempat Bangsi dibuat. Apabila diketahui ada seorang meninggal dunia, Bangsi yang telah siap dibuat sengaja dihanyutkan disungai. Setelah diikuti terus sampai Bangsi tersebut diambil oleh anak-anak, kemudian Bangsi yang telah di ambil anak-anak tadi dirampas lagi oleh pembuatnya dari tangan anak-anak yang mengambilnya. Bangsi inilah nantinya yang akan dipakai sebagai Bangsi yang merdu suaranya. 3. Canang Gambar via Google Canang merupakan alat musik tradisional dari daerah Aceh yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat Aceh, Gayo, Tamiang, dan Alas. Masyarakat Aceh sendiri menyebutnya “Canang Trieng“, di Gayo disebut “Teganing“, di Tamiang disebut “Kecapi” dan di Alas disebut dengan “Kecapi Olah“. Canangterbuat dari kuningan dan bentuknya menyerupai gong. Hampir semua daerah di Aceh terdapat alat musik canang dan masing-masing memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda-beda pula. Fungsi canang secara umum sebagai penggiring tarian-tarian tradisional. Canang juga sebagai hiburan bagi anak-anak gadis yang sedang berkumpul. Biasanya dimainkan setelah menyelesaikan pekerjaan di sawah ataupun pengisi waktu senggang. Lihat Ulama Aceh Yang Terkenal 4. Geundrang Gambar via Google Geundrang merupakan salah satu unit alat musik tradisional Aceh yang merupakan bagian dari perangkatan musik Serune Kalee. Geundrang termasuk jenis alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul baik dengan menggunakan tangan atau memakai kayu pemukul. Geundrang dijumpai di daerah Aceh Besar dan juga dijumpai di daerah pesisir Aceh seperti Pidie dan Aceh Utara. Fungsi Geundrang nerupakan alat pelengkap tempo dari musik tradisional etnik Aceh. 5. Serune Kalee Gambar via STAFABAND Ialah instrumen tiup tradisional Aceh adalah alat khas tradisional Aceh Musit yang dimainkan sejak jaman dahulu. Instrumen ini populer di daerah Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar dan Aceh Barat. Alat musik tradisional Serune Kalee ini biasanya dimainkan dalam hubungannya dengan Gendrang Rapai dan acara hiburan, tarian, penyambutan tamu kehormatan pada raja raja kerajaan zaman keemasan Aceh Darussalam. Serune Kalee bersama dengan geundrang dan Rapai merupakan suatau perangkatan musik sejak masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam sampai sekarang tetap menghiasi / warna musik dalam budaya tradisional Aceh. Instrumen ini adalah salah satu alat musik layaknya seruling atau klarinet, tersebar di komunitas Melayu. Kata Serune Kalee mengacu pada dua hal yang berbeda. Kata pertama, menunjuk ke kuningan Serune tradisional Aceh yang sering bermain bersama Rapai. Sementara Kalee adalah nama dari sebuah nama desa di Laweung, Pidie. Peralatan musik tidak hanya digunakan oleh orang-orang Aceh, tetapi juga Minangkabau, Agam, dan beberapa daerah lainnya di Sumatera Barat. Bahkan, distribusi pasokan ini mencapai Thailand, Sri Lanka, dan Malaysia. Semacam ini alat musik juga ditemukan di daerah pesisir lainnya dari Provinsi Nangroe Aceh Darussalam dan, seperti Pidie, Aceh Utara, Aceh Besar, Aceh Barat, dan dengan nama yang sama BurhanParadise, ed, 1986. 81. 6. Taktok Trieng Gambar via Google Taktok Trieng adalah sejenis alat pukul yang terbuat dari bambu. Alat ini banyak dijumpai di daerah Kabupaten Pidie, Aceh Besar dan beberapa kabupaten lainnya. Taktok Trieng dikenal ada 2 jenis satu dipergunakan di Meunasah langgar-langgar, dibalai-balai pertemuan dan di tempat-tempat lain yang dipandang wajar untuk diletakkan alat ini. Dan jenis yang dipergunakan di sawah-sawah berfungsi untuk mengusir burung ataupun serangga lain yang mengancam tanaman padi. Jenis ini biasanya diletakkan di tengah sawah dan dihubungkan dengan tali sampai ke dangau gubuk tempat menunggu padi di sawah. Lihat Pakaian Adat Aceh 7. Rapai Gambar via Google Alat musik tradisional Rapai merupakan alat musik yang dibunyikan dengan cara dipukul. Menurut Idris, alat musik Rapai ini berasal dari Bahdad irak, dan dibawa ke Aceh oleh seorang penyiar agama Islam bernama Syeh Rapi. Dalam pertunjukannya, alat musik rapai ini dimainkan oleh 8 sampai 12 orang pemain yang disebut awak rapai. Alat musik Rapai ini berfungsi untuk mengatur tempo dan tingkahan-tingkahan irama bersama Serune kalee maupun buloh perindu. Berdasarkan besarnya rapai serta fungsinya, alat musik tradisional dari Aceh ini terdiri dari beberapa jenis yaitu Rapai Pasee rapai gantungRapai DaboihRapai Geurimpheng rapai macamRapai PulotRapai Anak/tingkahRapai kisah Alat musik Rapai ini biasanya dimainkan dalam berbagai kesempatan seperti misalnya pada saat pasar malam, upacara perkawinan, ulang tahun, mengiringi tarian, memperingati hari hari tertentu dan acara lainnya. Namun, selain dimainkan secara tunggal alat musik rapai ini juga dapat digabungkan dengan peralatan musik lainnya. Rapai berbentuk seperti tempayan atau panci dengan berbagai ukuran. Dibagian atas rapai ditutup dengan kulit, sedangkan bagian bawahnya kosong. 8. Celempong Gambar via Blogger Celempong adalah alat kesenian tradisional yang terdapat di daerah Kabupaten Tamiang. Alat ini terdiri dari beberapa potongan kayu dan cara memainkannya disusun diantara kedua kaki pemainnya. Gambar diatas memperlihatkan sepasang kekasih kompak memainkan alat musik yang bernama Celempong. 9. Bereguh Gambar via Google Bereguh nama sejenis alat tiup terbuat dari tanduk kerbau. Bereguh pada masa silam dijumpai didaerah Aceh Besar, Pidie, Aceh Utara dan terdapat juga dibeberapa tempat di Aceh. Bereguh mempunyai nada yang terbatas, banyakanya nada yang yang dapat dihasilkan Bereguh tergantung dari teknik meniupnya. Fungsi dari Bereguh hanya sebagai alat komunikasi terutama apabila berada dihutan/berjauhan tempat antara seorang dengan orang lainnya. Sekarang ini Bereguh telah jarang dipergunakan orang, diperkirakan telah mulai punah penggunaannya. Lihat Upacara Adat Aceh 10. Tambo Gambar via Google Sejenis tambur yang termasuk alat pukul. Tambo ini dibuat dari bahan Bak Iboh batang iboh, kulit sapi dan rotan sebagai alat peregang kulit. Tambo ini dimasa lalu berfungsi sebagai alat komunikasi untuk menentukan waktu shalat/sembahyang dan untuk mengumpulkan masyarakat ke Meunasah guna membicarakan masalah-masalah jarang digunakan hampir punah karena fungsinya telah terdesak olah alat teknologi microphone. 11. Genggong Gambar via Google Genggong adalah suatu alat tiup halus yang berasal dari suku alas, alat musik ini yang berbunyi dari getaran besi yang ditempa sedemikian rupa seakan-akan suara genggong tersebut hanya dapat didengar oleh beberapa orang, ini dibunyikan pada saat larut malam. Genggong ini biasa dimainkan oleh seorang pemuda untuk membangunkan pacarnya yang sedang tidur. 12. Kecapi Aceh Ilustrasi Meski memiliki kesamaan nama, namun alat musik Kecapi di wilayah aceh tidaklah sama dengan kecapi yang berasal dari tanah jawa. Alat musik Kecapi ini berkembang dan berasal dari daerah Tamiang, cara memainkannya adalah dengan cara dipukul menggunakan alat pemukul, sedangkan pada kecapi yang berasal dari tanah Jawa, kecapi dimainkan dengan cara dipetik dan memiliki senar atau dawai. 13. Kecapi Olah Ilustrasi Kecapi Olah merupakan alat musik tradisional yang berkembang di daerah Alas, Aceh. Alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Kecapi olah biasanya dimainkan sebagai musik pengiring tari tradisional. 14. Teganing Para wanita sedang memainkan alat musik Lintas Gayo Teganing merupakan alat musik yang berasal dari wilayah Gayo, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul. Teganing biasanya digunakan untuk mengiringi tari tradisional. Bentuk Teganing panjang dan terbuat dari satu ruas bambu, alat musik Teganing dimainkan dengan cara dipukul. 15. Tambo Gambar alat musik Tambo Alat musik yang dibuat dari sebuah ruas bambu ini dapat di temui di wilayah Aceh Besar, wilayah Pidie dan beberapa wilayah Aceh lainnya. Cara memainkan Taktok Trieng terbilang mudah yakni dengan cara dipukul. Taktok Trieng biasanya juga digunakan sebagai pengusir burung di sawah. Taktok Trieng jika dimainkan sebagai musik pengiring memiliki fungsi sebagai pengatur dan pelengkap tempo dalam suatu lagu. Lihat Makanan Tradisional Aceh Kesenian Yang Jadi Objek Wisata Kini daerah Aceh menjadi destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan dari dalam negeri dan luar negeri. Kampanye wisata halal menjadi daya tarik tersendiri guna meningkatkan industri wisata dan meningkatkan pendapatan ekonomi. Secara tidak langsung, apa saja yang berkaitan dengan Aceh termasuk alat kesenian musiknya juga menjadi daya tarik sendiri. Bagi mereka yang ingin mengetahui dalam bentuk fisik, dipersilahkan datang ke museum Aceh. Ada beberapa alat musik yang masih di gunakan oleh musisi daerah dan ada yang tinggal sejarah saja. Meski tidaj dipakai lagi, sesekali perlu diadakan pameran khusus barang – barang antik yang dimiliki Aceh guna menguatkan sikap nasionalisme. Demikian kami sampaikan informasi ini. Semoga dengan artikel ini, bertambahnya wawasan Anda dalam bidang ilmu kesenian dan budaya terkait alat musik tradisional Aceh. Sedikit tambahan, Aceh saat ini merupakan daerah wisata yang trennya terus meningkat. Jumlah wisatawan yang datang ke Tanah Rencong ini terus bertambah dari waktu kewaktu. Berbagai agen wisata pun banyak yang menawarkan paket wisata Aceh dengan harga yang murah alias bisa disesuaikan dengan budget yang ada. Anda berminat datang ke Aceh?

3 Geundrang, Alat Musik Tradisional Aceh. Foto: Wikipedia. Geundrang juga alat musik tradisional Aceh yang dimainkan dengan cara dipukul. Alat kesenian ini mudah ditemukan di hampir seluruh wilayah Aceh Besar hingga Aceh Utara. Fungsi dari Geundrang adalah sebagai pelengkap dari tempo alat musik yang lainnya.
keselarasan disebut juga dengan​ 5 manfaat rak gantungtolong di jawab yaa, terimakasih~​ apa saja kerajinan yang bisa dibuat menggunakan kain jumputan​ makna musik akapelatolong di jawab​ yang melatar belakangi masyarakat Indonesia menggemari music dangdut?​ Di daerah aceh terdapat music yang disebut dengan didong. didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di aceh. kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah…kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran 20 – 30. 40 -50. 44854. 30 – 40. Jawabannya adalah d. 30 – 40. Di daerah aceh terdapat music yang disebut dengan didong. didong merupakan suatu bentuk kesenian tradisional yang sangat populer di aceh. kesenian ini dilaksanakan secara vokal oleh sejumlah…kaum pria dalam posisi duduk bersila dalam suatu lingkaran 30 – 40. Penjelasan dan Pembahasan Jawaban a. 20 – 30 menurut saya ini salah, karena sudah menyimpang jauh dari apa yang ditanyakan. Jawaban b. 40 -50 menurut saya ini juga salah, karena setelah saya cek di situs ruangguru ternyata lebih tepat untuk jawaban pertanyaan lain. Jawaban c. 44854 menurut saya ini malah 100% salah, karena tadi saat coba cari buku catatan, jawaban ini cocok untuk pertanyaan lain. Jawaban d. 30 – 40 menurut saya ini yang benar, karena sudah tertulis dengan jelas pada buku dan catatan rangkuman pelajaran. Kesimpulan Dari penjelasan dan pembahasan diatas, bisa kita simpulkan bahwa pilihan jawaban yang paling benar adalah d. 30 – 40.. Jika masih ada pertanyaan lain, dan masih bingung untuk memilih jawabannya. Bisa tulis saja dikolom komentar. Nanti saya bantu memberikan jawaban yang benar. Lihat juga kunci jawaban pertanyaan berikut Alat musik Aceh – Aceh menjadi salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal sebagai rumah dari berbagai suku tentu memiliki kebudayaan khasnya. Kesenian sangat berkembang di daerah paling Barat Republic of indonesia ini. Tari termasuk ke dalam salah satu seni budaya yang paling lestari disana, terbukti dari banyaknya masyarakat yang masih sering menampilkan tarian-tarian khasnya seperti tari saman. Sementara itu, keindahan seni tercipta melalui keharmonisan komposisi yang membangunnya, seperti misalnya tarian yang disempurkan dengan alat musik. Menurut beberapa sumber, alat musik Aceh awalnya digunakan untuk menyebarkan agama Islam sejak abad ke-11 lalu seiring berjalannya waktu fungsinya terus meluas. Sejarah Alat Musik Aceh Source Meskipun masih belum ada yang mamapu menjelaskan bagaimana proses awal alat musik Aceh ini berkembang, namun terdapat beberapa sumber yang memberikan pendapat mereka mengenai hal ini. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, beberapa sumber menjelaskan bahwa alat musik Aceh ini pada awalnya digunakan untuk menyebarkan agama Islam pada abad ke-11. Hal ini dikarenakan fungsi utama dari alat musik itu sendiri pada awalnya adalah untuk mengajak orang mempelajari agama Islam. Namun, seiring berjalannya waktu fungsinya terus meluas. Dahulu, alat musik Aceh digunakan untuk menyambut raja dan iringan bangsawan agar lebih semarak dan meriah. Baca juga Tahapan Pertama Dalam Menciptakan Sebuah Karya Musik Adalah Oleh karena itu, orang yang bisa memainkan alat musik pun tidaklah sembarangan, ia harus termasuk golongan ulama, raja, dan bangsawan. Lalu, ketika pasukan Belanda mulai menyerang Aceh, alat musik ini digunakan untuk melepas prajurity yang akan pergi ke medan perang. Mulailah pada abad ke-xix dan 20 terjadi penyebaran ilmu kesenian yang tinggi di Aceh sehingga anak-anak telah mulai diajarkan bagaimana cara memainkannya. Jenis-Jenis Alat Musik Aceh Source Berikut beberapa alat musik Aceh beserta cara memainkannya Alat Musik Arbab Source Arbab merupakan alat musik tradisional Aceh yang bentuknya mirip dengan alat musik rebab dari Jawa. Alat musik ini memiliki dua bagian, yang pertama bagian induk yang disebut dengan Arbab, dan yang kedua adalah penggeseknya yang disebut dengan Go Arbab. Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat alat musik ini sendiri masih sangat sederhana yang diambil dari bahan-bahan alam, yaitu tempurung kelapa, kulit kambing, kayu, dan dawai. Sementara untuk penggeseknya sendiri, ada yang terbuat dari bulu ekor kuda atau ijuk pohon enau sebangsa pohon kelapa yang diikatkan pada sebuah kayu, rotan, ataupun serat tumbuhan. Ketika dimainkan, alat musik ini akan menghasilkan cypher tinggi yang terdengar sangat sedih dan menyayat hati layaknya biola. Alat Musik Bangsi Alas Source Bangsi alas adalah jenis alat musik aerofon yang cara memainkannya adalah dengan ditiup. Bentuknya hampir mirip dengan suling, hanya saja bangsi alas memiliki ukiran krawang Alas pada bagian tubuhnya yang terbuat dari bambu. Lalu pada bagian ujungnya ditutup dengan buku bambu itu sendiri dan ujung lainnya yang digunakan sebagai tempat meniup ditutup dengan gabus yang berbalut daun pandan. Terdapat sekitar seven lubang pada bangsi berukuran 41 cm berdiameter two,8 cm ini, dimana vi lubangnya adalah lubang nada dan satu lainnya adalah lubang udara. Baca juga Apakah Yang Dimaksud Dengan Peta Khusus Alat Musik Rapai Source Alat musik tradisional Aceh selanjutnya adalah Rapai yang bentuknya menyerupai rebana dengan warna dasar hitam dan kuning muda. Rapai terbuat dari kayu dan kulit kambing atau sapi dan dimainkan dengan cara dipukul menggunakan tangan. Alat musik ini biasa dimainkan secara ansambel dengan melibatkan eight-12 pemain yang masing-masing memegang rapai dengan ukuran yang berbeda sehingga menghasilkan nada suara yang indah. Terdapat berbagai jenis rapai, yaitu Rapai Pasee Rapai gantung, Rapai Daboih, Rapai Geurimpheng, Rapai Pulot, dan Rapai Anak. Bagi masyarakat Aceh sendiri, rapai ini seolah tak dapat terpisahkan baik secara filosofis maupun kultural. Oleh karenanya, salah satu jenis alat musik Indonesia ini sering dijumpai dalam berbagai upacara adat di Aceh serta sebagai pengiring kesenian tradisionalnya. Alat Musik Serune Kalee Source Serunee kale adalah terompet khasnya masyarakat Aceh yang umumnya menjadi salah satu instrument utama pertunjukan musik tradisi daerah tersebut. Termasuk ke dalam jenis instrument aerofon yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada rongga sehingga serunee kale ini dimainkan dengan cara ditiup. Alat musik ini terbuat dari bahan dasar kayu, kuningan, dan tembaga yang memiliki warna dasar hitam. Serunee kale biasanya dimainkan bersamaan dengan rapai dan gendrang gendang pada berbagai upacara adat ataupun perhelatan kebudayaan Aceh. Alat Musik Gendrang Source Gendrang adalah alat musik tradisional Aceh yang menyerupai Gendang dengan bentuk silinder yang panjangnya sekitar 40-fifty cm dan diameter 18-20 cm. Alat musik ini dibuat dari kulit nangka, kulit kambing atau kulit sapi yang tipis, serta rotan. Kemudian pada bagian ujungya biasanya disematkan kerincing sehingga ketika dipukul dengan stik yang ujungnya bengkok akan mengeluarkan bunyi kerincing. Suara yang dihasilkan oleh gendrang ini diperkirakan mampu terdengar hingga iii-4 km dan seirng digunakan sebagai pelengkap tempo. Alat Musik Canang Source Canang merupakan alat musik tradisional Aceh yang berbentuk seperti gong namun dengan ukuran yang lebih kecil. Terbuat dari bahan dasar kuningan atau perunggu, alat musik ini dimainkan dengan cara dipukul menggunakan pemukul. Berbeda dengan gong yang menghasilkan zip yang sangat rendah, canang ini memiliki nothing yang tidak terampau rendah sehingga bunyi yang dikeluarkannya agak melengking. Perbedaan lainnya adalah canang umumnya disimpan secara horizontal tidak digantung berdampingan dua buah dengan ukuran yang sama. Fungsi canang secara umum adalah sebagai pengiring tari tradisional, namun dulunya sering digunakan oleh perempuan sebagai sebuah hiburan ketika sedang berkumpul. Alat Musik Celempong Source Celempong merupakan alat musik tradisional khas Kabupaten Aceh Tamiang yang diperkirakan telah ada sejak 100 tahun yang lalu. Alat musik ini terdiri dari serangkaian v-7 potong kayu sepanjang five-vii cm dengan lebar vi-eight cm yang disusun di atas kaki berselonjor dari paha hingga pergelangan kaki. Inilah yang membuatnya lebih unik, sehingga nada yang dihasilkan ketika diketuk-ketuk dengan alat pemukul akan berbeda-beda. Namun, saat ini terdapat celempong yang disusun seperti gamelan yaitu potongan kayunya disusun di atas sebuah balok kayu berongga. Celempong biasanya digunakan untuk mengiringi lagu tradisional serta untuk mengiringi Tari Inai. Alat Musik Teganing Source Teganing merupakan alat musik tradisional yang terbuat dari bambu yang diberi lubang memanjang dengan menoreh memanjang tempat tali sebaganyak tiga buah. Bunyi yang dikeluarkan ketika dipukul menggunakan stik pada talinya ini dapat disesuaikan pada ketiga talinya. Masing-masing tali memiliki fungsi, yaitu sebagai canang, memong, dan gong yang diberi ganjal untuk memisahkan tali dan bambu. Bagian tali yang dipukul menggunakan stik yaitu menggunakan tangan kanan, lalu tangan kiri pemain akan memukul bagian badan teganing untuk mewakili bunyi repa’i. szYTn.
  • sfazrp4be4.pages.dev/158
  • sfazrp4be4.pages.dev/214
  • sfazrp4be4.pages.dev/918
  • sfazrp4be4.pages.dev/958
  • sfazrp4be4.pages.dev/228
  • sfazrp4be4.pages.dev/785
  • sfazrp4be4.pages.dev/399
  • sfazrp4be4.pages.dev/538
  • di daerah aceh terdapat musik yang disebut